Sudah banyak kalangan yang mengungkapkan dampak negatif dari merokok. Puluhan penelitian dilakukan dan hampir seluruhnya menganggap rokok dapat memberikan efek buruk, khususnya kepada kesehatan tubuh. Sebut saja penyakit jantung hingga kanker, merupakan penyakit yang paling sering mengintai para perokok.
Kedua penyakit tersebut merupakan sebagian kecil dari resiko yang dihadapi oleh para perokok. Pasalnya ada resiko lain yang sama membahayakan, namun sering kali tidak diindahkan, yakni resiko rusaknya otak.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh beberapa pakar di Inggris menunjukkan bahwa merokok dapat mempercepat penurunan kualitas memori, cara berfikir dan belajar, khususnya di kalangan pria. Dengan kata lain, kebiasaan merokok membuat daya kemampuan menyerap otak menurun, alias lemot.
Dalam riset terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of General Psychiatry, sekelompok tim dari University College of London melakukan analisa terhadap 5.100 pria dan lebih dari 1.200 wanita, dimana usia rata-rata dari mereka sekitar 56 tahun saat penilaian pertama dilakukan.
Adapun penilaian dilakukan dengan cara menganalisis kemampuan fungsi mental para responden, seperti memori, pembelajaran serta pengolahan pikiran.
Uji fungsi mental tersebut dilakukan selama tiga kali dalam kurun waktu 10 tahun. Sedangkan penilaian status merokok dilakukan enam kali dalam kurun waktu 25 tahun.
Setelah digabungkan dan dianalisa, peneliti menemukan bahwa khusus di kalangan pria, merokok sangat berhubungan erat dengan menurunkan kemampuan otak yang lebih cepat. Selain itu, penurunan kemampuan akan menjadi lebih sering terjadi jika mereka terus menerus merokok selama dilakukan penelitian.
"Akhirnya hasil penelitian kami menunjukkan bahwa memang ada hubungan antara merokok dengan penurunan kemampuan mental, terutama pada usia yang lebih tua," kata Severine sabia, kepala peneliti dari University College of London.
Sebelumnyam, sebuah penelitian juga menunjukkan adanya kaitan antara kebiasan merokok dengan fungsi otak, dimana rokok bisa menyebabkan kehilangan sepertiga dari memori.
Hal tersebut ditemukan oleh para peneliti dari Northumbria University, AS. Dalam penelitian tersebut, mereka melibatkan 70 orang responden yang berusia lebih muda, yakni 18 hingga 25 tahun. Seluruh responden dilibatkan dalam sebuah tes memori. Mereka diminta untuk mengingat beberapa hal secara detil dalam sebuah kunjungan ke Museum.
Hasilnya, para perokok mencatat hasil yang paling buruk. Mereka hanya mampu mengingat sekitar 59% dari total tugas yang diberikan. Sementara mereka yang telah berhenti merokok mampu mengerjakan hingga 74%, dan responden yang tidak pernah merokok sama sekali mampu menyelesaikan tugas hingga 81%.
Kedua penyakit tersebut merupakan sebagian kecil dari resiko yang dihadapi oleh para perokok. Pasalnya ada resiko lain yang sama membahayakan, namun sering kali tidak diindahkan, yakni resiko rusaknya otak.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh beberapa pakar di Inggris menunjukkan bahwa merokok dapat mempercepat penurunan kualitas memori, cara berfikir dan belajar, khususnya di kalangan pria. Dengan kata lain, kebiasaan merokok membuat daya kemampuan menyerap otak menurun, alias lemot.
Dalam riset terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of General Psychiatry, sekelompok tim dari University College of London melakukan analisa terhadap 5.100 pria dan lebih dari 1.200 wanita, dimana usia rata-rata dari mereka sekitar 56 tahun saat penilaian pertama dilakukan.
Adapun penilaian dilakukan dengan cara menganalisis kemampuan fungsi mental para responden, seperti memori, pembelajaran serta pengolahan pikiran.
Uji fungsi mental tersebut dilakukan selama tiga kali dalam kurun waktu 10 tahun. Sedangkan penilaian status merokok dilakukan enam kali dalam kurun waktu 25 tahun.
Setelah digabungkan dan dianalisa, peneliti menemukan bahwa khusus di kalangan pria, merokok sangat berhubungan erat dengan menurunkan kemampuan otak yang lebih cepat. Selain itu, penurunan kemampuan akan menjadi lebih sering terjadi jika mereka terus menerus merokok selama dilakukan penelitian.
"Akhirnya hasil penelitian kami menunjukkan bahwa memang ada hubungan antara merokok dengan penurunan kemampuan mental, terutama pada usia yang lebih tua," kata Severine sabia, kepala peneliti dari University College of London.
Sebelumnyam, sebuah penelitian juga menunjukkan adanya kaitan antara kebiasan merokok dengan fungsi otak, dimana rokok bisa menyebabkan kehilangan sepertiga dari memori.
Hal tersebut ditemukan oleh para peneliti dari Northumbria University, AS. Dalam penelitian tersebut, mereka melibatkan 70 orang responden yang berusia lebih muda, yakni 18 hingga 25 tahun. Seluruh responden dilibatkan dalam sebuah tes memori. Mereka diminta untuk mengingat beberapa hal secara detil dalam sebuah kunjungan ke Museum.
Hasilnya, para perokok mencatat hasil yang paling buruk. Mereka hanya mampu mengingat sekitar 59% dari total tugas yang diberikan. Sementara mereka yang telah berhenti merokok mampu mengerjakan hingga 74%, dan responden yang tidak pernah merokok sama sekali mampu menyelesaikan tugas hingga 81%.
Jaga Kesehatan.
dariberbagaisumber.
dariberbagaisumber.
SIP BANG ARTIKEL KESEHATANNYA... mulai saatnya tuk berhenti merokok nih abng
ReplyDeletetrimakasih bg :)
Deletesmoga skses usha brhnti mrokok nya :)
tmbhan lgi ne bg :)
http://triafriadi.blogspot.com/2012/02/iklan-rokok-yang-buat-perokok-jadi.html
monggo di lihat